Diduga Pegawai Pos Karang Dapo Tukar Uang BLT Kesra dengan Beras SPHP Tidak Layak Konsumsi
- account_circle Holindra
- calendar_month Rab, 3 Des 2025
- visibility 231

Esapost.com Muratara
Lagi-lagi permasalahan bantuan sosial yang di berikan oleh pemerintah untuk masyarakat,di kelolah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan merugikan masyarakat
Dugaan praktik curang kembali mencoreng proses penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat. Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan Rakyat (BLT Kesra) di Kantor Pos Kecamatan Karang Dapo pada Selasa, 25 November (dicairkan pada akhir November 2025), diwarnai keluhan dari sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) asal Desa Biaro Lama.
Beberapa warga menduga adanya pemotongan uang BLT dengan modus penukaran sebagian dana menjadi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 5 kg. Dugaan ini mencuat setelah salah seorang warga menceritakan pengalaman ibu mertuanya yang menjadi penerima BLT.
Menurut informasi yang diterima, KPM yang datang lebih awal ke lokasi penyaluran menerima BLT tunai sebesar Rp900.000. Namun, uang tersebut diduga dipotong diganti dengan beras SPHP 5 kg oleh pegawai kantor pos
“BLT Kesra yang cair akhir November kemarin, mamak mertua saya dapat bantuan itu. Uang BLT dipotong dengan cara ditukar ke beras SPHP 5 kg bagi yang datang duluan,” ujar warga tersebut.
Menariknya, KPM yang datang belakangan justru menerima uang secara utuh, tanpa adanya penukaran beras. Hal ini diduga karena stok beras SPHP yang digunakan dalam penukaran tersebut telah habis.
“Yang datang belakangan tidak kebagian beras karena berasnya sudah habis. Jadi yang datang kemudian uangnya utuh Rp900.000. Beda dengan mamak mertua saya karena dia datang duluan, jadi dapatlah beras itu,” tambahnya.
Masalah tidak berhenti pada dugaan penukaran beras tetapi Warga yang menerima beras SPHP 5 kg tersebut juga mengeluhkan kualitas beras yang dianggap tidak layak konsumsi. Diduga, beras tersebut sudah terlalu lama disimpan di Kantor Pos.
“Sakit sekali hati, Min, gara-gara berasnya macam tidak layak dimakan lagi. Mungkin karena sudah kelamaan di kantor pos,” keluh warga tersebut.
Karena kualitasnya yang buruk, penerima bahkan terpaksa membeli beras bermerek seperti Selincah untuk dicampur dengan beras SPHP agar masih bisa dimasak dan dikonsumsi.
Warga sempat menyesal karena tidak sempat mengambil foto sebagai bukti saat menerima beras tersebut. Meski begitu, mereka berharap pihak berwenang segera turun tangan menindaklanjuti dugaan penukaran dana BLT dengan barang, serta memastikan kualitas bantuan pangan benar-benar layak konsumsi dan tidak merugikan masyarakat miskin.harapnya
Hingga berita ini di terbitkan kepala kantor pos atau yang mewakili belum dapat kami konfirmasi kebenaran nya
- Penulis: Holindra
- Editor: indra
- Sumber: Media





